Senin, 21 Desember 2009

Pemanfaatan Rawan Bencana Longsor


Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung sangat mendukung pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana longsor. Bentuk pengendalian pemanfaatan ruang, baik pada bagian kawasan hulu maupun hilir, harus bersinergi satu sama lain, sebagai kesatuan paket kebijakan.
Tujuan kebijakan pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana longsor adalah:
1. Pengendalian ruang untuk pemanfaatan, yang sangat terkait dengan pola pengelolaan kawasan di sebelah hulu.
2. Meminimumkan korban jiwa dan harta benda, apabila terjadi bencana longsor.
Sedangkan sasaran yang diharapkan adalah tersedianya acuan bagi pemerintah daerah dalam pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan yang mempunyai potensi atau rawan terhadap longsor.
Ketidaksesuaian antara RTRW dan pembangunan (pemanfaatan ruang), mempunyai kontribusi tinggi sebagai pemicu terjadinya longsor di suatu kawasan. Disamping itu ketetapan kawasan rawan bencana longsor sebagai kawasan lindung, tidak sepenuhnya dapat diterapkan di lapangan, mengingat adanya beberapa wilayah yang memanfaatkannya sebagai kawasan budi daya, sehingga terjadi ketidaksesuaian dalam pemanfaatan.
Dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana longsor, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
3 - 4
Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Rawan Bencana Longsor
(1) Penetapan tipologi kawasan;
(2) Penetapan zona tingkat kerawanan kawasan pada setiap tipologi;
(3) Mekanisme perijinan;
(4) Sosialisasi;
(5) Insentif dan Disinsentif;
(6) Penyusunan aspek pendukung untuk mengoptimalkan pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana longsor.

Tanah Longsor

Longsor dahsyat kembali menghantam kawasan pantai Barat Danau Maninjau. Sabtu siang tadi sekitar pukul 13.00 WIB. Akibat hujan lebat yang mengguyur kawasan pebukitan di Salingka Danau Maninjau. Longsor menghantam wilayah Muko Jalan, nagari Tanjung Sani.

Akibat longsoran hebat tersebut, 1 rumah warga dan 1 mesjid tertimbun. Longsor juga memutuskan ruas jalan salingka danau Maninjau. Tidak ada korban dalam musibah tersebut, namun aparat pemerintah langsung mengevakuasi warga salingka Danau Maninjau yang ketakutan akibat longsor tersebut.

Dipimpin langsung camat Tanjung Raya Kurniawan Syahputra langsung mengevakuasi warga di wilayah Muko Jalan, ke Sungai Batang dan beberapa tempat lain menggunakan speedboat yang sudah disiagakan sejak longsor terjadi pasca gempa Rabu,(30/9) lalu.

Kabag Linmaskesbangpol M Dt Maruhun, Kadinas Kominfo Agam Rahman,S.IP, Kabid Linmas Jafritoni dan Camat Tanjung Raya Kurniawan Syahputra menyebutkan, longsor di Muko Jalan Sabtu siang dampak hujan lebat yang mengguyur wilayah salingka Danau Maninjau sejak pagi.

Kawasan Muko Jalan kata M Dt Maruhun merupakan titik yang rawan menyusul labilnya pebukitan salingka danau Maninjau pasca dihoyak gempa dahsyat Rabu,(30/9) lalu .Bahkan beberapa titik ikut turun.

"Karena mayoritas titik di jejeran pebukitan tepian danau Maninjau mulai dari Muko-Muko sampai ke Sungai Batang sudah mengguning tergerus longsor, "katanya.

Dijelaskan , musibah longsor 1 rumah milik Mawardi St.Pamenan dan 1 Mesjid Putiah di Muko Jalan dihondoh longsor. Rumah dan 1 mesjid tersebut diboyong longsor sampai ke dalam danau Maninjau.

"Tidak ada korban dalam musibah tersebut, warga di kawasan Muko Jalan sudah mewaspadai ancaman longsor karena hujan sudah sejak pagi mengguyur wilayah itu, sehingga warga memilih mengamankan diri di lokasi yang strategis, "ulas camat Tanjung Raya, Kurniawan Syahputra.

Bahkan M Dt Maruhun langsung mengintsruksikan pembukaan dapur umum serta mendroping pasokan bahan pokok, terutama untuk mendukung penanganan tanggap darurat bagi puluhan KK korban longsor yang langsung ditempatkan di lokasi pengungsian.

Ruas jalan sendiri di salingka Danau Maninjau kembali putus, bentangan longsor mencapai 30 meter membenamkan ruas jalan di wilayah tersebut.

Dilain pihak, 17 titik longsor sebelumnya masih belum sepenuhnya normal, karena baru bisa dilalui sepeda motor termasuk jembatan utama di Batu Nanggai masih putus. (*)

Faktor-faktor Penyebab Tanah Longsor

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Ancaman tanah longsor biasanya terjadi pada bulan November, karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar, sehingga mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga-rongga dalam tanah, yang mengakibatkan terjadinya retakan dan rekahan permukaan tanah.

Pada waktu turun hujan, air akan menyusup ke bagian tanah yang retak sehingga dengan cepat tanah akan mengembang kembali. Pada awal musim hujan dan intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.

Hujan lebat yang turun pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.

Dengan adanya vegetasi di permukaannya akan mencegah terjadinya tanah longsor, karena air akan diserap oleh tumbuhan dan akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

Lereng atau tebing yang terjal terbentuk akan memperbesar gaya pendorong. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 derajat, apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.


Catatan: Sumber Berita : http://esdm.go.id

Tanah longsor

Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:

* erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam
* lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
* gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah
* gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
* getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
* berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

Selasa, 08 Desember 2009


JAKARTA--Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta hingga September lalu mencatat 162 gedung melanggar penggunaan air tanah dalam.

Kepala Bidang Penegakan Hukum BPLHD DKI Jakarta, Kamis mengatakan 162 gedung yang melanggar itu terdiri dari 46 gedung industri, 11 hotel, delapan apartemen, 15 kantor, 12 perdagangan, 69 laundry, dan satu rumah sakit.

"Memang, dalam upaya mencegah, mengendalikan, serta mengkonservasi lingkungan, BPLHD DKI Jakarta terus melakukan razia penggunaan air tanah dalam, dan telah terjaring 162 gedung yang kedapatan melanggar," kata Ridwan di Jakarta. Rencana ke depan, lanjut Ridwan, BPLHD akan melakukan razia setiap minggunya bagi gedung-gedung yang menyalahi aturan.

Demi tertibnya penggunaan air tanah sehingga Jakarta tidak mengalami kekeringan selama musim kemarau, BPLHD terus menggencarkan razianya terhadap penggunaan air tanah tersebut. "Rencananya kami akan merazia 17 gedung yang setelah dilakukan pengecekan ternyata melakukan pelanggaran," ujarnya.

Diakuinya, target razia BPLHD ke depan adalah mal, perkantoran, apartemen, rumah sakit, dan industri. Razia tersebut pun direncanakan dilakukan secara rutin setiap minggunya.

"Rencananya setiap minggu kami akan mengadakan razia, biar perusahaan itu kapok. Karena masih banyak perusahaan-perusahaan yang melanggar, dan jumlahnya mencapai ribuan," katanya.

Selain itu, pihak BPLHD telah melakukan pengecekan terhadap perusahaan-perusahaan. Beberapa perusahaan di antaranya terindikasi menggunakan air PAM dan air tanah nol, rusaknya meteran namun air masih mengalir, tidak seimbangnya limbah yang dikeluarkan, dan jumlah air yang digunakan, serta tidak adanya dokumen-dokumen laporan penggunaan air tanah.

"Kami sudah mencatat perusahaan mana yang melakukan permainan meteran air hingga tidak adanya laporan penggunaan air, padahal perusahaannya masih terus berjalan," katanya.

Menurut Ridwan, Undang-undang dan perda jelas telah mengatur tentang penggunaan air tanah dalam, namun pada kenyataannya masih terjadi pelanggaran sehingga BPLDH akan terus melakukan razia demi tegaknya peraturan.

"Penertiban ini kita lakukan dalam rangka menegakkan peraturan yang ada. Sepanjang ada air PAM, seharusnya penggunaan air tanah hanya sebagai cadangan," kata Ridwan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Lingkungan Hidup dan Perda 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, penggunaan air tanah dalam maksimal adalah pada kedalaman 100 meter, dan sanksi yang akan dikenakan kepada pelanggarnya adalah denda sejumlah Rp5 juta hingga Rp50 juta serta sanksi kurungan antara 30 hari hingga 180 hari. ant/pur

Senin, 16 November 2009

PENCEGAHAN EROSI

Pencegahan Erosi

Erosi tidak dapat dicegah secara sempurna karena merupakan proses alam. Pencegahan erosi merupakan usaha pengendalian terjadinya erosi yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan bencana. Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi antara lain :

1. Pengolahan Tanah

Areal tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman tanaman, penataan tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi. Lihat gambar 11.

Areal tanah yang subur.

2. Pemasangan Tembok Batu Rangka Besi

Dengan membuat tembok batu dengan kerangka kawat besi di pinggir sungai dapat mengurangi erosi air sungai. Lihat gambar 12.Tembok Batu Rangka Besi.

3. Penghutanan Kembali

Yaitu mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula dari keadaan yang sudah rusak di beberapa tempat, seperti yang terlihat pada gambar 13.Penghutanan kembali.

4. Penempatan Batu Batu Kasar sepanjang Pinggir Pantai

5. Pembuatan Pemecah Angin atau Gelombang

Pohon pohonan yang ditanam beberapa garis untuk mengurangi kekuatan angin.Pohon-pohonan yang ditanam beberapa baris untuk mengurangi kekuatan angin.

6. Pembuatan Teras Tanah Lereng

Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah terhadap gaya erosi.Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tnah terhadap gaya erosi

JENIS-JENIS EROSI

rosi ada beberapa macam menurut proses terjadinya yaitu:

1. Erosi Akibat Gaya Berat

Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat massa. Ketika massa bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah maka terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan massa. Dalam proses terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan penting karena arus air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih rendah. Proses pembungan massa terjadi terus menerus baik secara perlahan maupun secara tiba-tiba sehingga dapat menimbulkan bencana tanah longsor.Pinggir jalan yang terkena erosi akibat gaya berat.Puncak dinding Canyon di Sun Lakes State Park, Washington yang memperlihatkan longsor batuan.

Lereng pegunungan yang terjal dan mengandung tanah liat di sekitar daerah yang sudah retak-retak akan sangat rentan terhadap erosi akibat gaya berat. Erosi ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan bencana longsor.

2. Erosi oleh Angin

Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halusBukit pasir di Namibia, Afrika batuan di daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.

Efek lain dari angin adalah jika partikel keras yang terbawa dan bertumbukan dengan benda padat lainnya sehingga menimbulkan erosi yang disebut dengan abrasi. Pada gambar 6 dapat dilihat contoh erosi oleh angin yang menyebabkan terjadinya bukit pasir di Namibia, Afrika.

3. Erosi oleh Air

Pinggir pantai yang terkena erosi air laut di Southerndown, South Wales.Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang. Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul. Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa akibat erosi air yang terjadi di El Paso County, Colorado, Amerika Serikat.

Erosi akibat aliran air di El Paso county, Colorado, USAPada dasarnya air merupakan faktor utama penyebab erosi seperti aliran sungai yang deras. Makin cepat air yang mengalir makin cepat benda yang dapat terkikis. Pasir halus dapat bergerak dengan kecepatan 13,5 km perjam yang merupakan kecepatan erosi yang kritis. Air sungai dapat mengikis tepi sungai dengan tiga cara: pertama gaya hidrolik yang dapat memindahkan lapisan sedimen, kedua air dapat mengikis sedimen dengan menghilangkan dan melarutkan ion dan yang ketiga pertikel dalam air membentur batuan dasar dan mengikisnya. Air juga dapat mengikis pada tiga tempat yaitu sisi sungai, dasar sungai dan lereng atas sungai.

Erosi juga dapat terjadi akibat air laut. Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut laut merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut atau pantai. Karena tenaga arus dan gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan batuan atau sedimen pantai.

4. Erosi oleh Es

Glacier di Switzerland.Erosi ini terjadi akibat perpindahan partikel-partikel batuan karena aliran es yang terjadi di pinggiran sungai. Sebenarnya es yang bergerak lebih besar tenaganya dibandingkan dengan air. Misalnya glacier yang terjadi di daerah dingin dimana air masuk ke pori-pori batuan dan kemudian air membeku menjadi es pada malam hari sehingga batuan menjadi retak dan pecah, karena sifat es yang mengembang dalam pori-pori.

DAMPAK EROSI


Erosi mempunyai dampak yang kebanyakan merugikan, karena terjadi kerusakan lingkungan hidup. Menurut penelitian bahwa 15% permukaan bumi mengalami erosi. Kebanyakan disebabkan oleh erosi air kemudian oleh angin.

Jika erosi terjadi di tanah pertanian maka tanah tersebut berangsur-angsur akan menjadi tidak subur, karena lapisan tanah yang subur makin menipis, dan jika terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai akan berubah.

Dampak lain dari erosi adalah sedimen dan polutan tanah pertanian yang terbawa air akan menumpuk di suatu tempat. hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk, kerusakan ekosistem di danau, pencemaran air minum.

HUTAN HUJAN MENGURANGI EROSI


Akar-akar dari pepohonan dan vegetasi hutan hujan membantu menahan tanah. Saat pepohonan ditebangi, tak akan ada lagi penahan apapun yang melindungi permukaan tanah dan tanah pun akan cepat terbawa hanyut oleh air hujan. Proses terbawa hanyutnya tanah ini dikenal dengan erosi.

Begitu air ikut terbawa ke sungai, akan menimbulkan masalah bagi ikan dan manusia. Ikan akan menderita karena air menjadi keruh, sedangkan manusia akan memperoleh kesulitan menavigasikan terusan yang menjadi lebih dangkal karena meningkatnya jumlah tanah di air. Sedangkan para petani akan kehilangan lapisan atas tanah yang penting untuk menanam tanaman.

HUTAN HUJAN MEMBANTU MENSTABILKAN IKLIM


Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan iklim melalui pemanasan global. Karenanya hutan hujan mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global.

Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.

HUTAN HUJAN MENYEDIAKAN RUMAH BAGI TUMBUHAN DAN HEWAN LIAR


Hutan hujan merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk diantaranya spesies yang terancam punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan. Beberapa spesies di hutan hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli mereka. Kebun binatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan.

HUTAN HUJAN MEMBANTU MENJAGA PEREDARAN AIR


Hutan hujan membantu menjaga peredaran air. Menurut U.S. Geological Survey, "peredaran air, juga dikenal dengan peredaran hidrologi, menggambarkan pergerakan berkelanjutan dari air di, di atas, dan di bawah permukaan bumi."

Peran hutan hujan dalam peredaran air ini adalah untuk menambah air ke atmosfer melalui proses transpirasi (dimana mereka melepas air dari daun-daunnya pada saat fotosintesis). Uap air ini mempengaruhi formasi awan hujan yang melepaskan air kembali ke hutan hujan. Di Amazon, 50-80% dari uap air tetap di dalam ekosistem peredaran air.

Jika hutan hujan ditebangi, uap air yang masuk ke atmosfer akan semakin berkurang, dan hujan yang diturunkan pun turut berkurang, bahkan terkadang hingga menyebabkan kekeringan.